Wednesday, June 24, 2015

Hadiah Untukmu

Pada 10:15:00 PM

Fanfiction
Kuroko no Basuke
By : Salsabila Isha
Hadiah untukmu


          Hari ini cuaca cukup cerah,namun suhu udara terasa panas. Di tengah sengatan matahari, tim basket SMA Seirin berlari memutari sekitar sekolah yang entah berapa besarnya.
          Suhu panas ini membunuh Kuroko. Ia terpaksa berhenti mengikuti rekan-rekannya yang telah berlari jauh di depannya. Napasnya sudah tak beraturan. Tenaganya seolah telah terkuras habis dan tidak bisa dipaksakan lagi.
          “Hei… Jangan mentang-mentang kau ini pemain bayangan yang istimewa, kau mau berhenti semaumu!” ucap Kagami kesal. Ia menyeret baju Kuroko dan memaksanya untuk mengikutinya.
          “Kagami-kun…” suara Kuroko terdengar lemas.
          Kagami tidak memperhatikan keadaan Kuroko. Ia terus meyeretnya hingga sampai di tempat latihan. Akhirnya, mereka mendapatkan hukuman dari Riko karena terlambat.
          “Kenapa aku jadi dihukum juga?” Kagami mulai mengeluh. “Ini salahmu!”
          “Aku tidak memintamu menyeretku.” ucap Kuroko datar.
          “Seharusnya kau berterima kasih karena tidak dihukum sendirian!” Kagami mencengkram kerah Kuroko.
          “Pritt…” terdengar bunyi peluit yang disusul kedatangan Riko. “Jangan hanya bertengkar, cepat bersiap latihan! Atau aku akan menambahkan hukuman lagi untuk kalian berdua?”
          “Ba…Baik!” ucap Kagami dan Kuroko gugup.
          “Bukankah membersihkan lapangan basket berdua saja itu kurang?” goda Hyuga.
          “Diam kau, Senpai!” seru Kagami geram.
          “Ha…Ha…Ha…” Hyuga terdengar tertawa puas karena telah berhasil memancing emosi Kagami.
          Kagami dan Kuroko beranjak dari tempat duduk mereka. Semua anggota tim Seirin juga telah bersiap untuk berlatih sore ini.
          Tiga hari lagi Seirin akan menghadapi pertandingan persahabatan. Riko tidak membiarkan timnya untuk bersantai-santai saja. Kemenangan harus didapatkan oleh Seirin.
****
Setelah latihan berlangsung~
          Hanya tersisa Kagami dan Kuroko di lapangan. Seperti perintah Riko, mereka membersihkan lapangan basket hanya berdua.
          “Hei, Kuroko! Kenapa kau berhenti? Jangan bilang, kau sudah kelelahan!”
          “Ada pesan dari Kise.” ucap Kuroko sambil membuka ponselnya.
          From : Kise
          Kurokocchi, apa kau sedang sibuk?
          “Klik” Kuroko mematikan ponselnya tanpa membalas pesan dari Kise.
          “Ada apa?” tanya Kagami.
          “Tidak ada apa-apa.” Kuroko melanjutkan pekerjaannya, membersihkan lantai.
          Kagami mengerutkan dahinya. Penasaran.
****
          Kise sedang memandangi ponselnya. Ia menunggu balasan pesan dari Kuroko. “Kurokocchi kejam.”
          “Ada apa Kise ?” tanya Kasamatsu.
          “Kurokocchi tidak membalas pesanku.”
          “Dasar… Ayo, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”
****
          Jalanan mulai diterangi oleh lampu-lampu yang berjajar. Bangunan-bangunan pun terlihat berwarna-warni dengan lampunya . Jalan terlihat tidak terlalu ramai. Hanya sedikit kendaraan yang melintas dan beberapa pejalan kaki di trotoar.
          Kuroko berjalan sendirian. Kagami harus pulang terlebih dulu,karena ia memiliki acara yang harus dihadirinya. Kuroko ingat pesan dari Kise. Ia pun mengambil ponsel dari sakunya, lalu mengetikkan sebuah pesan.
          To : Kise
          Ada apa?
          “Klik” ; “Pesan terkirim
          Kuroko menghentikan langkahnya. Ia menunggu Kise membalas pesannya. Ia berpikir, mungkin Kise ingin membicarakan sesuatu yang penting.
          “Bip…” ponsel Kuroko berbunyi.
          “Klik
          From : Kise
          Temui aku di taman seperti kemarin!
          Kuroko mengamati ponselnya sejenak, lalu ia malanjutkan langkahnya untuk menemui Kise.
****
          Lampu taman terlihat remang-remang dengan dihinggapi beberapa serangga kecil. Hanya ada dua orang di taman itu, yaitu Kuroko dan Kise .Mereka tampak sedang membicarakan sesuatu.
….
          “Jadi, kau sudah tahu, ya?” tanya Kise sambil memainkan bola basket di tangannya.
          “Iya.” jawab Kuroko.
          “Lalu, kau akan datang ‘kan?”
          “Entahlah… Aku ada pertandingan hari itu.”
          “Dia pasti senang bila kau datang.”
          “Aku akan mengusahakannya.”
          “Yah…Baiklah, jangan membuatnya kecewa! Aku pulang dulu. Sampai jumpa, Kurokocchi!” Kise menepuk bahu Kuroko sejenak, lalu pergi meninggalkan Kuroko.
          Kuroko masih terdiam berdiri. Pikirannya menerawang jauh. Perkataan Kise benar-benar merasuk ke dalam otaknya.
****
          3 hari kemudian~
          Di lapangan yang biasanya digunakan untuk street basketball terlihat lima orang mantan pemain SMP Teiko yang diberi julukan Kiseki no Sedai sedang berkumpul. Mulai dari Akashi, Aomine, Kise, Murasakibara, dan Midorima. Ada satu orang yang membuat pertemuan itu terasa ganjil, yaitu tidak hadirnya bayangan ke-6, Tetsuya Kuroko.
          “Kise, kau sudah menghubungi Tetsu ‘kan ?” tanya Aomine.
          “Waktu itu dia bilang ada pertandingan. Aku akan mengirimkan pesan untuknya.” jawab Kise sambil mengetik pesan di ponselnya.
          “Bila begitu, dia mungkin datang terlambat atau tidak akan datang.”
          “Aku akan menelepon Tetsuya.” Akashi membuka ponselnya.
          “Kau sendiri tidak biasanya mau datang di acara seperti ini.” ucap Aomine.
          “Yah… Karena dia dulu telah banyak membantu tim.” Akashi tidak mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
          “Perubahan sifatnya memang sulit dipahami.” batin Midorima melirik sejenak ke arah Akashi.
          Mantan pemain Teiko itu terlibat dalam keheningan sejenak, karena tidak ada yang berminat untuk memulai pembicaraan.
          Akashi terlihat mulai geram, karena Kuroko tidak segera mengangkat telepon darinya.
          Klik” Akashi menutup ponselnya.
          “Bagaimana?” tanya Aomine.
          “Dia tidak mengangkatnya.” jawab Akashi sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
****
          “Yosh, kita memenangkan pertandingan!” seru Koganei.
          “Baiklah…Bagaimana bila kita makan yakiniku dulu?” tawar Riko.
          “Ya…!” seru Seirin kompak.
          Kagami terlihat sedang mencari sesuatu. Ia mencari Kuroko yang tidak terlihat bersama timnya. Kuroko memang sering menghilang terlebih dulu. Hawa keberadaannya yang tipis, terkadang membuat rekan setimnya tidak menyadari keberadaannya.
          “Ada apa, Kagami?” Hyuga menepuk punggung Kagami.
          “Dimana Kuroko?” Kagami tidak mengalihkan pandangannya untuk mencari Kuroko.
          “Benar juga! Aku baru sadar,dia tidak bersama dengan kita.” Hyuga mengamati rekan timnya satu per satu.
          Riko mengambil ponselnya dari tas miliknya. Sepertinya, ia menerima pesan dari Kuroko.
          “Kuroko tidak bisa ikut dengan kita. Dia bilang ada urusan.” Riko memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. “Ayo, kita berangkat!”
          “Kapan dia pergi?” batin Kagami dan Hyuga satu suara.
****
          Kuroko berlari mengejar waktu. Ia tidak ingin memperburuk keadaan karena keterlambatannya. Akashi pasti tidak segan-segan menghabisinya, karena dia tidak sempat mengangkat teleponnya. Ia sudah terlambat 30 menit dari waktu yang seharusnya. Tenaganya yang terserap habis karena pertandingan tadi, membuatnya harus mengeluarkan usaha ekstra.
          “Hah…Hah…Hah…” napas Kuroko memburu. Ia berhenti sejenak untuk mengatur detak jantungnya yang tak karuan. Wajahnya juga sudah dibanjiri keringat. Ia mengambil handuk di dalam tasnya, lalu membersihkan wajahnya.
          Pandangan Kuroko beralih ke sebuah toko di samping tempatnya berdiri. Sebuah ide terlintas di otaknya.
****
          “Dia datang!” seru Aomine terkejut.
          “Siapa?” tanya Kise.
          “Satsuki.”
          “Apa?” Kise terlihat panik.
          “Kuroko belum datang juga .” Midorima melirik jam tangannya. Tentu saja, jam tangan adalah barang keberuntungannya hari ini.
          Murasakibara tetap terlihat tenang sambil mengunyah pocky coklatnya.
          Akashi beranjak dari tempat duduknya. Ia melangkah menyusul Aomine.
          Momoi telah berada 3 langkah di depan rekan-rekan tim lamanya itu. Ia memandang mereka dengan penuh keheranan. Tidak mungkin ia diundang untuk datang bila tidak ada acara yang cukup penting.
          “Ada apa?” tanya Momoi.
          “Happy birthday…!” seru anggota Kiseki no Sedai kompak.
          Momoi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencerna perkataan yang baru saja ia dengar. Ia bahkan hampir melupakan hari ulang tahunnya.
          “Terima kasih banyak!” seru Momoi senang sembari sedikit membungkukan badannya.
          “Baiklah… Ayo, kita rayakan!” Kise menyodorkan kantong plastik yang berisi snack dan minuman.
          “Tetsu-kun?” Momoi mengamati keadaan di sekelilingnya, berharap bahwa ia akan menemukan Kuroko.
          “Ano… Sepertinya, dia tidak bisa datang. Dia ada pertandingan hari ini.” jelas Kise.
          Momoi tampak murung. Ketidakhadiran Kuroko membawa dampak yang besar baginya.
****
          “Tetsu-kun, suatu saat kita akan berkumpul lagi ‘kan?” Momoi memandang Kuroko dengan penuh harap.
            “Aku tidak tahu.” jawab Kuroko datar tanpa memandang Momoi.
          Jawaban Kuroko yang tidak memberi harapan apa pun untuk Momoi membuat Momoi sedih. Ia percaya, bahwa Kuroko dapat menghiburnya setelah perpisahan SMP ini, tapi ternyata Kuroko juga tidak bisa meyakinkan hal itu.
****
         “Maaf, aku terlambat.” Kuroko pun tiba. Ia tampak begitu kelalahan.
         “Kuroko!” seru Midorima.
          Semua mata menatap Kuroko yang tampak kacau.
          Kuroko melangkah menghampiri Momoi. Momoi terlihat amat senang dengan kedatangannya.
          “Selamat ulang tahun, Momoi-san!” Kuroko menatap Momoi. “Ini.” Ia menyodorkan sebuah es krim.
          “Tetsu-kun….! Terima kasih banyak…!” tanpa dikode, Momoi langsung memeluk Kuroko. Perasaannya terlalu senang.
          Semua memandang ke arah Kuroko yang terdiam dalam pelukan Momoi.
          “Bagaimana pertandinganmu?” tanya Aomine mengalihkan pandangannya.
          “Kami menang.”
          “Seirin memang tidak bisa diremehkan.” ucap Murasakibara.
          “Maaf, kau lelah, ya?” Momoi melepaskan pelukannya.
          “Oia… Kurokocchi, kenapa kau tidak mengangkat telepon dari Akashicchi ?” tanya Kise yang terdengar meledek.
          “Eh?” Kuroko baru ingat kekhawatirannya selain terlambat, yaitu hukuman Akashi. “Maafkan aku… Maafkan aku…” Kuroko berulang kali membungkukan badannya.
          “Tidak masalah. Melihat keadaanmu yang sudah hancur begitu, itu sudah cukup.” Akashi mengamati Kuroko.
          “Ini!” Midorima melempar minuman kaleng kepada Kuroko.
          “Terima kasih.”
****
          “Biar aku yang mengantar Momoi-san pulang.” tawar Kuroko.
          Aomine memandangi Kuroko sejenak.
          “Dai-chan?” Momoi memandang Aomine.
          “Sudah kubilang, jangan panggil nama itu!” Aomine terdengar kesal. “Hah…Baiklah.”
          “Sampai jumpa!” ucap Kuroko .
          “Sampai jumpa, Dai-chan!”
          “Berisik!” Aomine semakin kesal dengan Momoi.
          Momoi mengaitkan tangannya ke lengan Kuroko. Mereka pun berjalan bersamaan. Sementara, Aomine berjalan berlawanan arah dengan mereka. Melihat sahabat kecilnya senang di hari ulang tahunnya, ia ikut merasa senang.
****
          Momoi tidak tahu harus berbicara apa pada Kuroko. Ia terlalu senang ,karena di hari ulang tahunnya ini, harapannya bisa berkumpul kembali dengan tim lamanya terwujud serta Kuroko yang mau menemaninya pulang. Ia tidak tahu harus melakukan apa di hadapan orang yang disukai dan dirindukannya.
          “Momoi-san?” Kuroko menyapu keheningan diantara mereka.
          “Hm?” Momoi menatap Kuroko.
          “Kenapa es krim itu tidak kau makan ?”
          “Ini hadiah darimu, Tetsu-kun. Aku ingin menyimpannya.” mata Momoi terlihat serius.
          “Bukan itu hadiah dariku. Itu hanya sebagai permintaan maafku karena aku terlambat.”
          “Apa?’ Momoi melihat es krim di tangannya, yang sepertinya sudah mencair di dalam kemasannya itu. “Bukan hadiah?” batin Momoi.
          Kuroko berhenti tepat di depan toko ia membelikan es krim untuk Momoi tadi. Momoi ikut menghentikan langkahnya.
          “Tunggu di sini!” ucap Kuroko sembari masuk ke dalam toko itu.
          Momoi menuruti perkataan Kuroko, ia menunggu di tempat duduk yang kebetulan berada di depan toko itu.
****
          Kuroko keluar dari toko dengan membawa 2 buah es krim yang sama dengan yang diberikannya pada Momoi.
          “Ini.” Kuroko memberikan satu es krim pada Momoi.
           “Ini hadiah darimu?” Momoi beranjak dari tempat duduknya dan menerima es krim itu.
          “Bukan. Es krim yang aku berikan tadi sudah mencair, jadi aku menggantinya dengan yang baru.” Kuroko membuka kemasan es krim miliknya. “Makanlah!”
           “Tetsu-kun?” Momoi memandangi Kuroko sejenak, lalu ia membuka kemasan es krim yang baru diterimanya itu.
           Kuroko berjalan sambil menikmati es krim. Momoi mengikuti di sampingnya. Mereka berjalan berdua beriringan.
****
          Kuroko berhenti di depan sebuah restoran. “Momoi-san, kita mampir di cafe ini dulu, ya?”
          “Iya.” Momoi menurut.
          “Aku suka vanilla shake restoran ini.” Kuroko membuka pintu restoran.
          Momoi mengikuti langkah Kuroko.
          Kuroko mengambil tempat duduk di samping jendela restoran, lalu ia mempersilakan Momoi untuk duduk.
          “Aku akan memesan .” Kuroko melangkah meninggalkan Momoi.
          Momoi jadi melamun. Pandangannya beralih pada jalanan di luar jendela kaca. Ia mengamati orang-orang yang keluar-masuk toko atau restoran di luar. Pohon yang tertiup angin pun menarik perhatiannya.
          “Momoi-san?” Panggil Kuroko mengejutkan Momoi. “Ini untukmu,” Kuroko memberikan sepotong kue stroberi.
          “Terima kasih, Tetsu-kun!” Momoi menerima kue itu. “Kau tidak perlu repot-repot.” Senyum Momoi mulai mengembang.
          “Itu untuk ulang tahunmu.” Kuroko duduk di kursi depan Momoi.
          “Hadiah darimu?” mata Momoi berbinar-binar. Sepertinya, ia tidak akan tega merusak hadiah dari Kuroko dengan memakannya.
          “Sebenarnya…” Kuroko membuka tasnya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kado berwarna biru muda. “Ini hadiah untukmu.” Ia menyodorkan kotak itu kepada Momoi.
          “Tetsu-kun…” Momoi tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Rasanya ia ingin terbang sekarang juga. Detak jatungnya menjadi tidak beraturan. 
          Kuroko mengamati ekspresi Momoi yang terlihat bahagia sambil menikmati vanilla shake miliknya.
          Momoi tidak ada hentinya memandangi Kuroko yang sibuk dengan kenikmatan yang luar biasa dari vanilla shakenya.
          “Momoi-san, sebaiknya kau segera memakan kuemu itu.” ucap Kuroko.
          Momoi menuruti perkataan Kuroko. Ia menyuapkan sesendok kuenya ke dalam mulut. Ia mengunyahnya perlahan. “Enak…” mata Momoi berbinar-binar lagi. Bagi Momoi, kue itu adalah kue terenak yang pernah dimakannya.
****
          “Sampai jumpa, Tetsu-kun! Hati-hati, ya?” seru Momoi di depan rumahnya sambil melambaikan tangannya kepada Kuroko.
          “Ya, sampai jumpa!” Kuroko menengok ke arah Momo di belakangnya.
          Momoi masuk ke dalam rumahnya. Ia segera memasukkan es krim pemberian Kuroko yang telah mencair ke dalam kulkas, lalu ia berjalan dengan riang ke dalam kamarnya.
          Pikiran Momoi menebak-nebak isi kotak kado dari Kuroko. Dengan perlahan, ia melepas pitanya, lalu membuka tutup kotak kado itu. Ia terlihat senang ketika melihat sebuah boneka anjing di dalam kotak kado itu. Ia mengambil boneka itu, lalu mengamatinya. “Kawaii…!” seru Momoi senang.
          Momoi merebahkan tubuhnya ke kasur. Boneka pemberian Kuroko itu dipeluknya dengan erat. “Aku menyukaimu, Tetsu-kun!”
****
          2 hari yang lalu~
          Hari ini Seirin tidak ada jadwal latihan, jadi Kuroko memutuskan untuk mengajak Nigou berjalan-jalan. Cuaca pagi ini juga kebetulan sedang cerah.
          Nigou berhenti di depan sebuah toko, ia mengamati etalase toko tersebut.
          “Guk…Guk…Guk…”
          Kuroko mengamati anjingnya itu. Ia penasaran dengan sesuatu yang menarik perhatian Nigou. Mata Kuroko menangkap sebuah boneka anjing yang sangat mirip dengan Nigou.
          “Pilihanmu bagus.” Kuroko mengelus kepala Nigou.
          Kebetulan Kuroko sedang mencari kado untuk diberikan kepada Momoi .Sepertinya, Nigou tahu kado apa yang cocok.
          Kuroko pun masuk ke dalam toko itu untuk membeli boneka anjing itu. Ia berharap, Momoi akan menyukainya.

END~
           

0 komentar:

Post a Comment

 

No Story No Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei