Fanfiction
Kuroko no
Basuke
By :
Salsabila Isha
Hadiah untukmu
Hari ini cuaca cukup cerah,namun suhu
udara terasa panas. Di tengah sengatan matahari, tim basket SMA Seirin berlari
memutari sekitar sekolah yang entah berapa besarnya.
Suhu panas ini membunuh Kuroko. Ia
terpaksa berhenti mengikuti rekan-rekannya yang telah berlari jauh di depannya.
Napasnya sudah tak beraturan. Tenaganya seolah telah terkuras habis dan tidak
bisa dipaksakan lagi.
“Hei… Jangan mentang-mentang kau ini
pemain bayangan yang istimewa, kau mau berhenti semaumu!” ucap Kagami kesal. Ia
menyeret baju Kuroko dan memaksanya untuk mengikutinya.
“Kagami-kun…” suara Kuroko terdengar
lemas.
Kagami tidak memperhatikan keadaan
Kuroko. Ia terus meyeretnya hingga sampai di tempat latihan. Akhirnya, mereka
mendapatkan hukuman dari Riko karena terlambat.
“Kenapa aku jadi dihukum juga?”
Kagami mulai mengeluh. “Ini salahmu!”
“Aku tidak memintamu menyeretku.”
ucap Kuroko datar.
“Seharusnya kau berterima kasih
karena tidak dihukum sendirian!” Kagami mencengkram kerah Kuroko.
“Pritt…” terdengar bunyi
peluit yang disusul kedatangan Riko. “Jangan hanya bertengkar, cepat bersiap
latihan! Atau aku akan menambahkan hukuman lagi untuk kalian berdua?”
“Ba…Baik!” ucap Kagami dan Kuroko
gugup.
“Bukankah membersihkan lapangan
basket berdua saja itu kurang?” goda Hyuga.
“Diam kau, Senpai!” seru Kagami geram.
“Ha…Ha…Ha…” Hyuga terdengar tertawa
puas karena telah berhasil memancing emosi Kagami.
Kagami dan Kuroko beranjak dari
tempat duduk mereka. Semua anggota tim Seirin juga telah bersiap untuk berlatih
sore ini.
Tiga hari lagi Seirin akan menghadapi
pertandingan persahabatan. Riko tidak membiarkan timnya untuk bersantai-santai
saja. Kemenangan harus didapatkan oleh Seirin.
****
Setelah
latihan berlangsung~
Hanya tersisa Kagami dan Kuroko di
lapangan. Seperti perintah Riko, mereka membersihkan lapangan basket hanya
berdua.
“Hei, Kuroko! Kenapa kau berhenti? Jangan
bilang, kau sudah kelelahan!”
“Ada pesan dari Kise.” ucap Kuroko
sambil membuka ponselnya.
From : Kise
Kurokocchi, apa kau sedang sibuk?
“Klik” Kuroko mematikan
ponselnya tanpa membalas pesan dari Kise.
“Ada apa?” tanya Kagami.
“Tidak ada apa-apa.” Kuroko
melanjutkan pekerjaannya, membersihkan lantai.
Kagami mengerutkan dahinya. Penasaran.
****
Kise sedang memandangi ponselnya. Ia
menunggu balasan pesan dari Kuroko. “Kurokocchi kejam.”
“Ada apa Kise ?” tanya Kasamatsu.
“Kurokocchi tidak membalas pesanku.”
“Dasar… Ayo, ada yang ingin aku
bicarakan denganmu.”
****
Jalanan mulai diterangi oleh
lampu-lampu yang berjajar. Bangunan-bangunan pun terlihat berwarna-warni dengan
lampunya . Jalan terlihat tidak terlalu ramai. Hanya sedikit kendaraan
yang melintas dan beberapa pejalan kaki di trotoar.
Kuroko berjalan sendirian. Kagami
harus pulang terlebih dulu,karena ia memiliki acara yang harus dihadirinya.
Kuroko ingat pesan dari Kise. Ia pun mengambil ponsel dari sakunya, lalu
mengetikkan sebuah pesan.
To : Kise
Ada apa?
“Klik” ; “Pesan terkirim”
Kuroko menghentikan langkahnya. Ia menunggu
Kise membalas pesannya. Ia berpikir, mungkin Kise ingin membicarakan sesuatu
yang penting.
“Bip…” ponsel Kuroko berbunyi.
“Klik”
From : Kise
Temui aku di taman seperti kemarin!
Kuroko mengamati ponselnya sejenak, lalu
ia malanjutkan langkahnya untuk menemui Kise.
****
Lampu taman terlihat remang-remang
dengan dihinggapi beberapa serangga kecil. Hanya ada dua orang di taman itu, yaitu
Kuroko dan Kise .Mereka tampak sedang membicarakan sesuatu.
….
“Jadi, kau sudah tahu, ya?” tanya
Kise sambil memainkan bola basket di tangannya.
“Iya.” jawab Kuroko.
“Lalu, kau akan datang ‘kan?”
“Entahlah… Aku ada pertandingan hari
itu.”
“Dia pasti senang bila kau datang.”
“Aku akan mengusahakannya.”
“Yah…Baiklah, jangan membuatnya
kecewa! Aku pulang dulu. Sampai jumpa, Kurokocchi!” Kise menepuk bahu Kuroko
sejenak, lalu pergi meninggalkan Kuroko.
Kuroko masih terdiam berdiri.
Pikirannya menerawang jauh. Perkataan Kise benar-benar merasuk ke dalam
otaknya.
****
3 hari kemudian~
Di lapangan yang biasanya digunakan
untuk street basketball terlihat lima orang mantan pemain SMP Teiko yang
diberi julukan Kiseki no Sedai sedang berkumpul. Mulai dari Akashi, Aomine,
Kise, Murasakibara, dan Midorima. Ada satu orang yang membuat pertemuan itu
terasa ganjil, yaitu tidak hadirnya bayangan ke-6, Tetsuya Kuroko.
“Kise, kau sudah menghubungi Tetsu
‘kan ?” tanya Aomine.
“Waktu itu dia bilang ada
pertandingan. Aku akan mengirimkan pesan untuknya.” jawab Kise sambil mengetik
pesan di ponselnya.
“Bila begitu, dia mungkin datang terlambat
atau tidak akan datang.”
“Aku akan menelepon Tetsuya.” Akashi
membuka ponselnya.
“Kau sendiri tidak biasanya mau
datang di acara seperti ini.” ucap Aomine.
“Yah… Karena dia dulu telah banyak
membantu tim.” Akashi tidak mengalihkan perhatiannya dari ponsel.
“Perubahan sifatnya memang sulit
dipahami.” batin Midorima melirik sejenak ke arah Akashi.
Mantan pemain Teiko itu terlibat
dalam keheningan sejenak, karena tidak ada yang berminat untuk memulai
pembicaraan.
Akashi terlihat mulai geram, karena
Kuroko tidak segera mengangkat telepon darinya.
Klik” Akashi menutup ponselnya.
“Bagaimana?” tanya Aomine.
“Dia tidak mengangkatnya.” jawab
Akashi sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
****
“Yosh, kita memenangkan
pertandingan!” seru Koganei.
“Baiklah…Bagaimana bila kita makan
yakiniku dulu?” tawar Riko.
“Ya…!” seru Seirin kompak.
Kagami terlihat sedang mencari sesuatu.
Ia mencari Kuroko yang tidak terlihat bersama timnya. Kuroko memang sering
menghilang terlebih dulu. Hawa keberadaannya yang tipis, terkadang membuat
rekan setimnya tidak menyadari keberadaannya.
“Ada apa, Kagami?” Hyuga menepuk
punggung Kagami.
“Dimana Kuroko?” Kagami tidak
mengalihkan pandangannya untuk mencari Kuroko.
“Benar juga! Aku baru sadar,dia tidak
bersama dengan kita.” Hyuga mengamati rekan timnya satu per satu.
Riko mengambil ponselnya dari tas miliknya.
Sepertinya, ia menerima pesan dari Kuroko.
“Kuroko tidak bisa ikut dengan kita.
Dia bilang ada urusan.” Riko memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. “Ayo, kita
berangkat!”
“Kapan dia pergi?” batin Kagami dan
Hyuga satu suara.
****
Kuroko berlari mengejar waktu. Ia
tidak ingin memperburuk keadaan karena keterlambatannya. Akashi pasti tidak
segan-segan menghabisinya, karena dia tidak sempat mengangkat teleponnya. Ia
sudah terlambat 30 menit dari waktu yang seharusnya. Tenaganya yang terserap
habis karena pertandingan tadi, membuatnya harus mengeluarkan usaha ekstra.
“Hah…Hah…Hah…” napas Kuroko memburu. Ia
berhenti sejenak untuk mengatur detak jantungnya yang tak karuan. Wajahnya juga
sudah dibanjiri keringat. Ia mengambil handuk di dalam tasnya, lalu
membersihkan wajahnya.
Pandangan Kuroko beralih ke sebuah toko
di samping tempatnya berdiri. Sebuah ide terlintas di otaknya.
****
“Dia datang!” seru Aomine terkejut.
“Siapa?” tanya Kise.
“Satsuki.”
“Apa?” Kise terlihat panik.
“Kuroko belum datang juga .” Midorima
melirik jam tangannya. Tentu saja, jam tangan adalah barang keberuntungannya
hari ini.
Murasakibara tetap terlihat tenang
sambil mengunyah pocky coklatnya.
Akashi beranjak dari tempat duduknya.
Ia melangkah menyusul Aomine.
Momoi telah berada 3 langkah di depan
rekan-rekan tim lamanya itu. Ia memandang mereka dengan penuh keheranan. Tidak
mungkin ia diundang untuk datang bila tidak ada acara yang cukup penting.
“Ada apa?” tanya Momoi.
“Happy birthday…!” seru
anggota Kiseki no Sedai kompak.
Momoi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencerna
perkataan yang baru saja ia dengar. Ia bahkan hampir melupakan hari ulang
tahunnya.
“Terima kasih banyak!” seru Momoi
senang sembari sedikit membungkukan badannya.
“Baiklah… Ayo, kita rayakan!” Kise
menyodorkan kantong plastik yang berisi snack dan minuman.
“Tetsu-kun?” Momoi mengamati keadaan di sekelilingnya,
berharap bahwa ia akan menemukan Kuroko.
“Ano… Sepertinya, dia tidak bisa datang. Dia ada
pertandingan hari ini.” jelas Kise.
Momoi tampak murung. Ketidakhadiran
Kuroko membawa dampak yang besar baginya.
****
“Tetsu-kun, suatu saat kita akan
berkumpul lagi ‘kan?” Momoi memandang Kuroko dengan penuh harap.
“Aku tidak tahu.” jawab Kuroko datar tanpa memandang Momoi.
Jawaban Kuroko yang tidak memberi
harapan apa pun untuk Momoi membuat Momoi sedih. Ia percaya, bahwa Kuroko dapat
menghiburnya setelah perpisahan SMP ini, tapi ternyata Kuroko juga tidak bisa
meyakinkan hal itu.
****
“Maaf, aku terlambat.” Kuroko pun tiba.
Ia tampak begitu kelalahan.
“Kuroko!” seru Midorima.
Semua mata menatap Kuroko yang tampak
kacau.
Kuroko melangkah menghampiri Momoi. Momoi
terlihat amat senang dengan kedatangannya.
“Selamat ulang tahun, Momoi-san!” Kuroko
menatap Momoi. “Ini.” Ia menyodorkan sebuah es krim.
“Tetsu-kun….! Terima kasih banyak…!”
tanpa dikode, Momoi langsung memeluk Kuroko. Perasaannya terlalu senang.
Semua memandang ke arah Kuroko yang
terdiam dalam pelukan Momoi.
“Bagaimana pertandinganmu?” tanya Aomine
mengalihkan pandangannya.
“Kami menang.”
“Seirin memang tidak bisa
diremehkan.” ucap Murasakibara.
“Maaf, kau lelah, ya?” Momoi
melepaskan pelukannya.
“Oia… Kurokocchi, kenapa kau tidak mengangkat
telepon dari Akashicchi ?” tanya Kise yang terdengar meledek.
“Eh?” Kuroko baru ingat
kekhawatirannya selain terlambat, yaitu hukuman Akashi. “Maafkan aku… Maafkan
aku…” Kuroko berulang kali membungkukan badannya.
“Tidak masalah. Melihat keadaanmu
yang sudah hancur begitu, itu sudah cukup.” Akashi mengamati Kuroko.
“Ini!” Midorima melempar minuman
kaleng kepada Kuroko.
“Terima kasih.”
****
“Biar aku yang mengantar Momoi-san
pulang.” tawar Kuroko.
Aomine memandangi Kuroko sejenak.
“Dai-chan?” Momoi memandang Aomine.
“Sudah kubilang, jangan panggil nama
itu!” Aomine terdengar kesal. “Hah…Baiklah.”
“Sampai jumpa!” ucap Kuroko .
“Sampai jumpa, Dai-chan!”
“Berisik!” Aomine semakin kesal
dengan Momoi.
Momoi mengaitkan tangannya ke lengan
Kuroko. Mereka pun berjalan bersamaan. Sementara, Aomine berjalan berlawanan
arah dengan mereka. Melihat sahabat kecilnya senang di hari ulang tahunnya, ia
ikut merasa senang.
****
Momoi tidak tahu harus berbicara apa
pada Kuroko. Ia terlalu senang ,karena di hari ulang tahunnya ini, harapannya
bisa berkumpul kembali dengan tim lamanya terwujud serta Kuroko yang mau
menemaninya pulang. Ia tidak tahu harus melakukan apa di hadapan orang yang
disukai dan dirindukannya.
“Momoi-san?” Kuroko menyapu keheningan diantara mereka.
“Hm?” Momoi menatap Kuroko.
“Kenapa es krim itu tidak kau makan
?”
“Ini hadiah darimu, Tetsu-kun. Aku
ingin menyimpannya.” mata Momoi terlihat serius.
“Bukan itu hadiah dariku. Itu hanya
sebagai permintaan maafku karena aku terlambat.”
“Apa?’ Momoi melihat es krim di
tangannya, yang sepertinya sudah mencair di dalam kemasannya itu. “Bukan
hadiah?” batin Momoi.
Kuroko berhenti tepat di depan toko
ia membelikan es krim untuk Momoi tadi. Momoi ikut menghentikan langkahnya.
“Tunggu di sini!” ucap Kuroko sembari
masuk ke dalam toko itu.
Momoi menuruti perkataan Kuroko, ia
menunggu di tempat duduk yang kebetulan berada di depan toko itu.
****
Kuroko keluar dari toko dengan
membawa 2 buah es krim yang sama dengan yang diberikannya pada Momoi.
“Ini.” Kuroko memberikan satu es krim
pada Momoi.
“Ini hadiah darimu?” Momoi beranjak
dari tempat duduknya dan menerima es krim itu.
“Bukan. Es krim yang aku berikan tadi
sudah mencair, jadi aku menggantinya dengan yang baru.” Kuroko membuka kemasan
es krim miliknya. “Makanlah!”
“Tetsu-kun?” Momoi memandangi Kuroko
sejenak, lalu ia membuka kemasan es krim yang baru diterimanya itu.
Kuroko berjalan sambil menikmati es
krim. Momoi mengikuti di sampingnya. Mereka berjalan berdua beriringan.
****
Kuroko berhenti di depan sebuah
restoran. “Momoi-san, kita mampir di cafe ini dulu, ya?”
“Iya.” Momoi menurut.
“Aku suka vanilla shake
restoran ini.” Kuroko membuka pintu restoran.
Momoi mengikuti langkah Kuroko.
Kuroko mengambil tempat duduk di
samping jendela restoran, lalu ia mempersilakan Momoi untuk duduk.
“Aku akan memesan .” Kuroko melangkah
meninggalkan Momoi.
Momoi jadi melamun. Pandangannya
beralih pada jalanan di luar jendela kaca. Ia mengamati orang-orang yang
keluar-masuk toko atau restoran di luar. Pohon yang tertiup angin pun menarik
perhatiannya.
“Momoi-san?” Panggil Kuroko
mengejutkan Momoi. “Ini untukmu,” Kuroko memberikan sepotong kue stroberi.
“Terima kasih, Tetsu-kun!” Momoi menerima
kue itu. “Kau tidak perlu repot-repot.” Senyum Momoi mulai mengembang.
“Itu untuk ulang tahunmu.” Kuroko
duduk di kursi depan Momoi.
“Hadiah darimu?” mata Momoi
berbinar-binar. Sepertinya, ia tidak akan tega merusak hadiah dari Kuroko
dengan memakannya.
“Sebenarnya…” Kuroko membuka tasnya. Ia
mengeluarkan sebuah kotak kado berwarna biru muda. “Ini hadiah untukmu.” Ia menyodorkan
kotak itu kepada Momoi.
“Tetsu-kun…” Momoi tidak bisa
melanjutkan kalimatnya. Rasanya ia ingin terbang sekarang juga. Detak jatungnya
menjadi tidak beraturan.
Kuroko mengamati ekspresi Momoi yang
terlihat bahagia sambil menikmati vanilla shake miliknya.
Momoi tidak ada hentinya memandangi
Kuroko yang sibuk dengan kenikmatan yang luar biasa dari vanilla shakenya.
“Momoi-san, sebaiknya kau segera memakan kuemu itu.”
ucap Kuroko.
Momoi menuruti perkataan Kuroko. Ia
menyuapkan sesendok kuenya ke dalam mulut. Ia mengunyahnya perlahan. “Enak…”
mata Momoi berbinar-binar lagi. Bagi Momoi, kue itu adalah kue terenak yang
pernah dimakannya.
****
“Sampai jumpa, Tetsu-kun! Hati-hati, ya?”
seru Momoi di depan rumahnya sambil melambaikan tangannya kepada Kuroko.
“Ya, sampai jumpa!” Kuroko menengok
ke arah Momo di belakangnya.
Momoi masuk ke dalam rumahnya. Ia
segera memasukkan es krim pemberian Kuroko yang telah mencair ke dalam kulkas, lalu
ia berjalan dengan riang ke dalam kamarnya.
Pikiran Momoi menebak-nebak isi kotak kado
dari Kuroko. Dengan perlahan, ia melepas pitanya, lalu membuka tutup kotak kado
itu. Ia terlihat senang ketika melihat sebuah boneka anjing di dalam kotak kado
itu. Ia mengambil boneka itu, lalu mengamatinya. “Kawaii…!” seru Momoi senang.
Momoi merebahkan tubuhnya ke kasur. Boneka
pemberian Kuroko itu dipeluknya dengan erat. “Aku menyukaimu, Tetsu-kun!”
****
2 hari yang lalu~
Hari ini Seirin tidak ada jadwal
latihan, jadi Kuroko memutuskan untuk mengajak Nigou berjalan-jalan. Cuaca pagi
ini juga kebetulan sedang cerah.
Nigou berhenti di depan sebuah toko, ia
mengamati etalase toko tersebut.
“Guk…Guk…Guk…”
Kuroko mengamati anjingnya itu. Ia
penasaran dengan sesuatu yang menarik perhatian Nigou. Mata Kuroko menangkap
sebuah boneka anjing yang sangat mirip dengan Nigou.
“Pilihanmu bagus.” Kuroko mengelus
kepala Nigou.
Kebetulan Kuroko sedang mencari kado untuk
diberikan kepada Momoi .Sepertinya, Nigou tahu kado apa yang cocok.
Kuroko pun masuk ke dalam toko itu untuk
membeli boneka anjing itu. Ia berharap, Momoi akan menyukainya.
END~
0 komentar:
Post a Comment