Wednesday, June 24, 2015

Ujian Nasional

Pada 10:07:00 PM


Ujian Nasional

            Membaca judulnya saja, kalian sudah pasti tahu apa itu “Ujian Nasional”. Kalian juga bisa membayangkan bagaimana ujian nasional itu. Apa yang ada di dalam bayangan kalian? Kertas-ketas yang berisi banyak soal, lembar LJK, papan ujian, pensil 2B for computer, dan juga pengawas ujian dengan tatapannya yang luar biasa.
            Kalou ditanya, apa aku setuju dengan pelaksanaan ujian nasional? Dengan sangat yakin, aku jawab “TIDAk”. Why? Yup, alasanku bermacam-macam untuk diuraikan. Dengan senang hati, aku akan membaginya kepada kalian.
         
   Aku menganggap, siswa dapat terbebani dengan UN. (Ingat! Ini anggapanku saja) Bagaimana bisa?Begini, sebagian siswa beranggapan, bahwa UN adalah momok yang menakutkan. Mengapa?Alasannya karena UN yang menentukan kemana mereka akan bersekolah. Setiap orang pasti memunyai keinginan masuk ke sekolah favorit. Sekolah favorit  pasti mematok nilai tinggi untuk masuk ke sekolah tersebut.
            Aku ambil contoh SMP. Ya…Karena aku baru saja menjalani UN tingkat SMP. Siswa SMP belajar selama 3 tahun, dengan belasan mata pelajaran, ada juga yang hingga puluhan. Otak mereka dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran bila ingin naik kelas. Fokus mereka bercabang-cabang dari pelajaran A-Z. Tidak jarang setelah ulangan usai, mereka lupa dengan yang telah mereka pelajari. Mengapa bisa? Karena mereka merasa terbebani. Bila mereka belajar dengan senang dan jauh dari beban, yang mereka pelajari pasti akan mudah diserap oleh otak dan mudah untuk diingat. Sekolah bukan hanya untuk menghafal teori saja, kawan.
            Maaf, tadi ada beberapa hal yang melenceng dari topikKita balik lagi ke jalan yang benar. Begini, siswa-siswa SMP belajar selama 3 tahun, lalu nasib mereka ditentukan hanya dengan 4 hari. *CapsLockOn CATAT! : 3 TAHUN = 4 HARI ; 13 MAPEL = 4 MAPEL. It’s the Hell. Siap tidak siap harus berani tempur. Nggak peduli punya senjata apa nggak, harus berani tempur juga. Aku akui, jauh hari sebelum UN dilaksanakan, siswa sudah digembleng dengan tambahan jam pelajaran, uji coba ujian nasional, latihan soal yang kesulitannya level dewa, dan motivasi sana-sini. Lalu apa masalahnya? UN itu tidak hanya membutuhkan kesiapan mental, fisik, ingatan, doa, restu guru dan orang tua kita, tapi juga faktor bejo loh… Eh… Kok si bejo dibawa-bawa juga, Sha? Iya lah, kita memang membutuhkan si bejo di dalam melaksanakan ujian nasional, bila tidak ketemu si bejo kita akan bertemu dengan lawan si bejo, yaitu sial.
Ada siswa yang pandai dalam kesehariannya di sekolah, lalu pada saat hasil UN keluar, ternyata nilainya tidak sebagus biasanya. Nah… Sial bukan? Sebaliknya, ada siswa dengan kemampuan biasa-biasa saja, tapi ternyata mendapatkan hasil UN yang luar biasa. Nah… Ini nih yang bertemu dengan si BEJO. Salah besar, bila kita berpatokan kepada hasil akhir. Emang hasil akhir adalah ending bagi nasib kita? Emang hasil akhir yang mendewai kehidupan kita selanjutnya?TENTU TIDAK! Hasil akhir bukan segalanya. Justru, kegagalan adalah proses menuju kesuksesan.
Membahas tentang UN, pasti tidak asing dengan kunci jawaban. Ssttt…Diam! Ini rahasia loh… Siapa bilang kunci jawaban itu rahasia? Justru, kunci jawaban adalah wujud nyata kebodohan. Beberapa pihak meyakinkan, tidak ada kebocoran soal UN, lantas dari mana kunci jawaban itu berasal? Ada pula yang beranggapan, kunci jawaban itu salah. TIDAK. Tidak semua kunci jawaban itu salah. Bagaimana mungkin salah, bila hasilnya mencapai angka 35; 36; bahkan 38 ke atas?Bisakah faktor bejo menjawabnya? Kecurangan UN tidak dapat diminimalisir. Selalu saja terjadi kecurangan.
            Selain kunci jawaban, ada pula siswa yang nekad melanggar aturan dengan membawa HP atau sejenisnya. Browsing bebas pula, tanpa diketahui oleh pengawas ujian. Apa ini bisa dikatakan sebagai keberhasilan siswa?
            Siapa yang patut disalahkan? Berbagai cara telah dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan UN, tapi tetap saja ada orang kurang ajar yang berani melawan hukum. Yosh, hajar dia…..! Eh, wait, yang mana pelakunya? -_-
            Indonesia benar-benar luar biasa. Berbagai jalan dihalalkan asalkan menghasilkan uang, salah satunya menjual kunci jawaban. Mau ditaruh mana muka negara kita, kawan? Belum puas kah dia menghajar negeri ini? Apa kata Bung Karno? Apa kata Bung Hatta? Apa kata para pahlawan yang telah gugur bila menyaksikan ini?
            “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang ada pada diri mereka,” (Ar Raad : 11)
            Kalimat-kalimat ini tidak ada artinya. Kalimat ini mungkin terabaikan, tapi dengan kalimat ini aku telah mengutarakan semua yang telah aku alami, yang telah aku lihat, yang telah aku dengar, dan yang sedang aku pikirkan.
            Terima kasih telah membaca dengan penuh kesabaran. Siapa saja, tolong selamatkan Indonesia! Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Jangan sungkan untuk berkomentar dan mengkritik, karena itu sangat membantu saya.

0 komentar:

Post a Comment

 

No Story No Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei