Saturday, April 21, 2018

Hari H SNMPTN 2018

Pada 1:30:00 PM
Hello.... 
Kali ini Isha mau cerita aja tentang hari H pengumuman SNMPTN. Semoga saja cerita Isha ini bisa menginspirasi bagi banyak pembaca. Amin... :)
Okee... Langsung aja...


SNMPTN adalah kekhawatiran yang luar biasa berdampak pada diriku. Mau tidur mimpinya tentang SNM, kalau terjaga juga mikirin SNM. Jadi, SNM itu mau dilupain nggak bisa...

Bagi yang sudah baca cerita Isha sebelumnya tentang H-1 SNMPTN pasti sudah tahu kalau aku pindah haluan beberapa hari menjelang pengumuman. Bukan karena aku nggak konsisten, tapi sebenarnya dari hati terdalam dibutuhkan keberanian untuk memantapkan pilihan.


Hari H pengumuman SNMPTN tepat 17 April 2018. Saat itu aku disibukan dengan persiapan pameran seni kelas 12. Aku mulai pukul 08.30 sudah berada di sekolah. Saat semakin siang, aku mulai tidak fokus. Temanku selalu mengingatkan agar aku berhenti melamun dan meyakinkanku, bahwa aku akan menerima hasil positif pukul 17.00. 

Awalnya aku berencana pulang ke rumah itu pukul 15.00, tapi masih banyak yang belum selesai, jadi aku bilang ke ibuku minta dijemput jam 16.15. 

Kurang beberapa jam menjelang pengumuman SNMPTN, hatiku semakin tidak karuan. Aku memang tidak merasa doki-doki gitu, yaa... Tapi gelisahnya masha'Allah. Aku berulang kali menahan agar tidak nangis di kelas, ini pertama kalinya aku sampai seperti ini. Aku berusaha menenangkan diri dengan menarik dan menghembuskan napas, berpikir positif, melantunkan doa dan tasbih. (Ini beneran bukan bermaksud dramatis)

Akhirnya, my kokoro tidak cukup kuat, lalu daripada menangis di kelas, lebih baik aku segera pulang. Aku berpamitan ke temanku untuk pulang lebih dulu. Segera aku berjalan keluar sekolah. 

Saat berjalan pulang, ada suatu kalimat dari sesorang yang menyambar hati. Seolah pemikiran positif yang kubangun kuat-kuat akhirnya kandas.  Saat itu juga hati merasakan sakit dan pemikiran semakin tidak karuan.

Aku ingin segera pulang. Aku berpikir ulang bila aku menggunakan Go-Jek, 'kan tidak lucu kalau aku naik Go-Jek terus tiba-tiba nangis, yang ada sopirnya bingung. Oke, aku minta dijemput ibuku saja.

Luar biasa diuji saat menunggu jemputan dari ibuku. Entah mengapa rasanya waktu benar-benar lama. Saat itu aku duduk sendirian di lobi samping sekolah. Pikiranku menerawang kemana-mana, alhasil air mata pun jatuh sudah. Ya, aku nangis karena begitu takutnya.

Begitu ibuku datang, moodku berantakan. Aku meminta ibuku untuk langsung pulang saja, karena saat itu ibuku bilang mau beli lauk dulu. Sepanjang perjalanan aku nangis. Masa bodo dengan orang-orang yang ngliat di jalan. Kalimat dzikir terus aku ucapkan untuk membantu menenangkan hati.

Sampai rumah aku segera mandi dan di kamar mandi, aku nangis lagi. Oke, terserah kalian mau bilang aku cengeng. :v 

Seusai mandi, aku segera mengambil air wudhu dan sholat Ashar. Aku menenangkan hati seusai sholat dan memutuskan untuk melihat hasilnya jam 5 lebih saja.

Pukul 17.10 aku segera mengambil hpku dan membuka laman pengumuman SNMPTN. Aku memasukan nomor pendaftaran dan tanggal lahir. Saat kulihat tanda loading, HPnya aku lempar ke kasur. Rasanya berat sekali ingin melihat hasilnya.

Setelah mencoba untuk tetap tenang, aku mengambil hpku dan......
Alhamdulillah ya Allah.... Aku lolos SNMPTN 2018 di Universitas Indonesia prodi Sastra Jepang.

Spontan aku teriak antara senang+haru+kaget campur aduk. Aku berlari ke ibuku yang saat itu di dapur. Aku memeluk ibuku dan nggak bisa bilang apa-apa selain cuma nangis. Ibuku mengira aku gagal. 

Setelah aku cukup tenang, aku menyampaikan berita luar biasa itu dan ibuku tentu saja kagetnya luar biasa. 

Akhirnya mimpiku sejak kecil bisa kuliah di prodi Sastra Jepang terwujud dan di universitas yang baik pula. Tidak ada salahnya aku membeli buku basis bahasa Jepang begitu banyak sejak SD :v

Orang-orang yang harus aku kabari berikutnya adalah keluargaku di Pramuka SMA. Ya, bagaimana pun di sanalah aku belajar apa itu tekad, usaha, dan keyakinan untuk meraih suatu mimpi tertinggi. Aku kirimkan screenshot dan tidak lupa mengucapkan terima kasih banyak kepada pembina dan teman-teman seperjuangan.

Ke-2 aku mengirimkan kabar kepada teman-teman kelasku. Mereka juga yang selalu meyakinkanku untuk tetap percaya pada hasil positif. 

Ke-3 adalah wakasek kurikulum. Seseorang yang sangat berpengaruh selama aku menjadi siswa SMA Negeri 5 Madiun, karena beliau telah banyak membantuku hingga aku hampir lulus ini.

Terakhir adalah sepupuku yang kuliah di UI. Aku mengirimkan screenshot dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Kalau bukan karena dia yang berulang kali mengingatkan untuk nekad, aku mungkin tidak sampai begini.

Sebenarnya aku bukanlah orang yang selalu berhasil. Aku mengenal yang namanya gagal itu sejak aku SD. Aku menangisi yang namanya gagal sejak aku SD. Maka dari itu, seolah kegagalan bukalah hal yang asing bagiku. Aku pun gagal untuk memasuki SMP dan SMA yang kuinginkan. Dan... Inilah hasilnya. Aku selalu percaya, bahwa Allah pasti memberiku tempat yang terbaik dan itu benar. Semua pencapaian yang kudapat saat SMP maupun SMA belum tentu bisa kudapatkan bila aku berada di sekolah lain. Intinya adalah tetap bersyukur dan posthink saja, Allah pasti memilihkan yang terbaik untuk kita.

Aku dari SD selalu berusaha yang terbaik. Aku juga selalu meraih 5 besar saat SD, nilai rapot juga baik, tapi tidak bisa masuk SMP yang kuinginkan. 
Ketika SMP pun sama. Aku juga mendapatkan ranking, nilai bagus, tapi tidak bisa mendapatkan SMA impian.
Rasanya itu seperti membangun gedung tinggi-tinggi. Eh... Gedungnya roboh. (Btw, ini ngga maksud sombong, cuma sebagai motivasi kalau masih nganggep sombong ya udah)

Namun, dimana pun kita jangan pernah bosan untuk melakukan yang terbaik. Aku sengaja memilih IPS saat SMA untuk fokus mengejar mimpiku sejak kecil, yaitu kuliah di Sastra Jepang atau Sastra Indonesia. Jadi, aku berusaha tetap pada jalur bukan malah nyelentang milih jalur lain.

Kita sering mendengar, bahwa yang selalu dapat ranking atau bahkan juara paralel itu tidak keterima di SNMPTN dan takdir orang pintar adalah SBMPTN. No... Itu salah. Siapa juga yang berhak ng-judge macam itu? Kita tidak pernah tahu bagaimana seleksi SNM, jadi kita tidak bisa main ambil penafsiran yang jelas-jelas salah.

Mungkin, takut akan kegagalan berulang membuatku tiada henti memikirkan hasil SNMPTN. Namun, aku tidak mundur untuk mencoba. Ketika aku gagal pada mimpi SMP dan SMA impian, aku tidak menyerah untuk mencoba meraih universitas dan jurusan impian, karena mungkin saja Allah akan menggantikan kegagalanku di masa lalu dengan keberhasilan sekarang.

Sebagai info, saat seleksi SNMPTN pilihanku adalah Sastra Jepang-UI, Sastra Indonesia-UI, dan Sastra Jepang-Unair. 

Aku melampirkan 3 sertifikat penghargaan yang semuanya di bidang Pramuka. Sertifikat pertama adalah Kemah Pembinaan Karakter Siswa SMA melalui Pendidikan Kepramukaan Provinsi Jawa Timur sebagai peserta, Piagam Penghargaan Pramuka Garuda, dan Piagam Penghargaan Dewan Ambalan sebagai Pradana.

Nilai rapotku juga tidak selalu naik. Aku jatuh pada semester 3, tapi jatuhnya tidak kebangetan. :v Beberapa mapel nilainya juga tidak konsisten alias naik-turun. Namun, rata-rataku nilai keseluruhan jatuh di semester 3 saja dan semuanya naik. Mungkin karena pada semester 3 rasanya seperti tidak pernah sekolah alias banyak dispen :v Nilai yang di bawah KKM tidak ada. Alhamdulillah ranking juga selalu baik, termasuk di semester 3 ranking juga baik. Namun, jangan jadikan label ranking itu patokan.


Fokus pada tujuan sangat penting. Ketika kita memutuskan jurusan yang akan kita ambil, pasti terdengar nyinyir sana-sini atau mungkin ada yang meremehkan pilihanmu. Anggap itu sebagai pijakan, bahwa kamu pasti bisa.

Berbuatlah sebaik-baiknya yang kamu bisa untuk meraih mimpi. Jangan sesekali berbuat curang karena ingin jalan pintas. Allah bersama orang-orang yang dengan kesungguhan ingin meraih mimpi dan ridho dari-Nya. Kita tidak pernah tahu, kapan kebaikan kita dibalas oleh Allah. Mungkin saja dibalas saat pengumuman hasil SNMPTN itu. Percayalah, "Suatu saat kau akan bersyukur atas doa-doamu yang belum dijabah." :)

0 komentar:

Post a Comment

 

No Story No Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei