Thursday, March 14, 2019

Happy New Year ^_^

Pada 7:43:00 AM

Holla, semuaaa… >< Ciyee… Udah lama Isha ga update nih ya. Pada kangen kagak?? Kagak, Sha. –" Ya udah kalau ga ada yang kangen, Isha undur diri :v Yaelah, Sha ga lucu tau. -_- Jadi, kali ini Isha mau ngucapin dulu nih…
SELAMAT TAHUN BARU 2019 YEYYYY…. >_<
 Telat woyyy… Udah Maret, cuyy –” Ya ga apalah, kan 2019 gw belum post 1 pun wkwkwk…
Mau bahas apa’an, ya? Eh btw, kalian yang sering baca blog ini saran dong mau bahas apa gitu. -_- Pembacanya baru dikit, Sha. –” Ya udah deh, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit ‘kan? :v Amin…
Oke, aku curhat aja kali ya? Hmmmmm… Ga usah nyanyi juga :v
Selamat membaca readers yang selalu senyap


Jadi selama aku menghilang tidak psot di blog, aku sibuk dengan urusan dunia nyata :v Jadi, aku mau bagi-bagi cerita nih ke kalian teman-temanku selama aku menghilang. 😊 Cerita ini sedikit membosankan, jadi UP aja kalo ga mau baca. Hehehe…
Kuliah berbeda 360° dari SMA. Ya, tentu saja harus survive mati-matian apalagi kalo berada di kota orang. Semuanya beda. Entah itu gaya orangnya, bahasa (walaupun tetap bahasa Indonesia ya :v), kepribadian orang, budaya, dan semua kehidupan kampus yang berada di semi Depok-Jakarta ini. ._. Awalnya aku berpikir, everything will be OK, karena masuk di jurusan yang aku impikan dari lama. Aku mikir, semua akan baik-baik saja karena SMA nilai 日本語 ga pernah jelek, tapi aku lupa, bahwa aku sudah hidup di dunia yang beda. :v Ketika aku memutuskan masuk dalam suatu jurusan, sudah pasti banyak atau mungkin semua orang ahli dan suka pada bidang itu. Tidak cuma aku. Ketika senior-senior sebelum mulai perkuliahan mengingatkan, “Kuat-kuat ya sama 日本語、” aku berpikir, ada apa yang salah dengan 日本語(?) Kemudian, jawaban itu aku temukan ketika aku mulai aktif kuliah. Aku pun mempertanyakan, “Kemana Isha yang dulu selalu menantikan mapel 日本語?” Kenapa seolah semangatku sudah terkuras(?) Selain itu, nilaiku jauh dari kata, “Baik-baik saja”. WHY? Aku juga tidak mengerti dengan semua perubahan yang aku alami. Mengapa sekarang pelajaran yang aku suka menjadi sesuatu yang aku takutkan(?) Ibaratkan dulu aku selalu menantikan 日本語 dan menghindari matematikan, sekarang justru yang aku nantikan menjadi yang aku takutkan. Aku tidak pernah merasa berada di jurusan yang salah, tapi ada rasa di sisi lain yang terus berteriak entah itu apa. Aku tidak tau kutukan seperti ini memang benar adanya atau tidak, karena sangat sulit dijelaskan.
            Kemudian, aku mengambil benang merah dari ini semua. Walaupun berada di jurusan yang diminati dan diinginkan sekalipun, kuliah memang berbeda dari SMA karena menuntut untuk terus survive. Ada dimana titik jenuh dan jatuh. Hal yang disuka menjadi suatu yang dihindari. Begitulah kuliah dengan segala misteri yang sampai saat ini sulit bagiku untuk memahami. Aku mengakui kuliah tidak semudah yang orang lihat di film atau yang dibaca di novel. Kuliah realitanya meemang perih. Namun, kuliah inilah yang menyadarkanku, bahwa hidup tidak semudah yang aku rancang ketika sekolah dulu. Hidup tidak selalu berjalan mulus seperti yang ada dalam bayanganku. Hidup itu berat, tapi tentu mati jauh lebih berat, ya ._. Banyak hal yang bisa kupelajari dari kuliah ini. Jika aku tidak merantau sejauh ini, mungkin tidak sebanyak ini hal besar yang berhasil aku pelajari. Jauh dari rumah membuatku belajar banyak hal. Aku juga bisa melihat negeri ini jauh lebih luas. Aku jadi tau, bahwa masih banyak yang perlu aku lihat. Aku lelah, tapi ini luar biasa menyenangkan.

Siapa pun yang membaca ini ingatlah, jalan hidup tidak selalu sesuai yang kita inginkan. Namun, semua pasti ada maknanya.

Ya, segitu sih curahan hatiku :v Maap, garing banget ya … Saranin post selanjutnya, ya… Hehehehe…. Jaa…

1 komentar:

Anonymous said...

Coin Casino 2021: Claim $50 Bonus + 100 Free Spins
Coin Casino Review 2021. Launched in 2018, the company is one of the best online casinos out there. Their award-winning games are packed with 코인카지노 조작

Post a Comment

 

No Story No Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei