“Gantungkan
cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit,
Jika engkau
jatuh,
Engkau akan
jatuh di antara bintang-bintang.”
(Ir. Soekarno)
Hallo, semua. Apa kabar? Wah… Jadi sering update nih karena
sekarang pengangguran. Wkwkwkwk… :D Enggak
lucu, Sha. -_-
Mengutip dari ucapan Bapak Proklamator Indonesia, aku tidak
pernah berhenti percaya pada mimpiku yang tinggi. Mimpi adalah hal yang sah
bagi semua orang yang bernyawa di dunia ini. Jika aku harus jatuh, aku tidak
apa. Bukankah jatuh sudah biasa bagiku? Bukankah gagal sudah biasa?
Jika sebelumnya aku sudah cerita apa kegagalan yang kuraih,
sebenarnya tidak hanya itu. Masih terlalu banyak untuk diceritakan.
Tentunya kalian sudah tahu apabila Sastra Jepang dan Sastra
Indonesia sudah menjadi impianku sejak kecil bila kalian membaca postku
sebelumnya. Jika kalian mengenalku lebih dalam, aku orang konsisten pada
tujuan. Fokus pada apa yang ingin kuraih.
Kok bisa sejak SD aku tidak berubah haluan? Padahal biasanya
anak kecil mudah goyah? Sebagian besar pasti menanyakan hal itu. Aku sendiri
juga tidak tahu, mengapa begitu. Mungkin karena aku tidak mudah tergiur dengan
yang lainnya.
Sejak SD aku sudah menyuarakan mimpiku ingin kuliah di
jurusan sastra. Orang tuaku tentu tahu setiap ucapanku bukanlah hanya guyonan anak kecil pada umumnya. Orang
tua awalnya memintaku untuk mengambil jurusan yang lebih “Ternama” ketika
kuliah nanti. Aku memperjuangkannya mati-matian agar mereka mengizinkanku.
Alhasil, mereka memberi lampu hijau ketika aku kelas X SMA.
Mengapa aku mengutip ucapan Ir. Soekarno? Ketika SD aku
memimpikan kuliah di Kyoto Daigaku (Kyoto University), bahkan orang tua juga
mengizinkan asalkan itu beasiswa. Saat SMA aku mengetahui, tidak semudah itu
aku bisa mendapatkan beasiswa di luar negeri. Ya udah, aku pendam dulu mimpiku
di Kyodai. Namun, ucapan Ir. Soekarno memang benar. “Gantungkan cita-citamu
setinggi langit, bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara
bintang-bintang.” Aku menggantungkan cita-citaku pada Kyodai dan ketika aku jatuh,
UI itulah yang kudapat.
Menjadi seorang pemimpi memang tidak salah. Namun, jangan
lupa dengan realitas. Jangan lupa untuk bangun, karena mimpi itu masih perlu
diwujudkan dan diperjuangkan bukan hanya untuk disuarakan.
Okee… Sekian dulu cerita dariku yang agak-agak gimana gitu :v
Aku hanya melampiaskan apa yang ingin kuucapkan saja. Udah gitu :v
Jaa ne…
0 komentar:
Post a Comment