Friday, June 1, 2018

Apa itu Cinta Simpul Mati

Pada 10:02:00 AM

Hai, kawan… Aku ingin berbagi sesuatu cerita lagi. Seneng banget cerita, Lu, ya… -_- Kali ini beda dari postingan sebelumnya, yaitu tentang Pramuka. Isha ngga akan nyampaikan materi kok, tapi hanya cerita Isha aja selama Isha aktif di Pramuka. :v Selamat membaca ^_^


Isha mengenal Pramuka sejak kelas 3 SD. Alhamdulillah masih lanjut hingga Penegak dan rencanya sih sampai jadi andalan. Wkwkwkwk… AMIN…. 😊

Aku murid pindahan ketika kelas 3 SD. Ikut Pramuka saat kelas 3 itu antara niat-ngga niat. Parahnya lagi, aku terkadang membolos dengan cara sembunyi di bawah tempat tidur atau pura-pura sakit. Absensiku selama Siaga juga bolong-bolong :v Parah dah pokok :v

Naik kelas 5 aku menjadi Penggalang. Semangat Pramuka mulai ada nih. Ya, mungkin karena diiming-imingi kemah. Hehehe… Aku mulai rajin masuk Pramuka hingga saatnya kemah. Itu adalah kemah pertamaku dan aku gunakan untuk benar-benar belajar mandiri. Keluargaku bukan tipe yang memanjakan anak-anaknya, apalagi aku sendiri juga tidak suka dimanjakan. Ketika banyak teman-temanku diantarkan makanan atau jajanan oleh orang tuanya, aku meminta ibuku untuk tidak perlu mengantarkan makanan karena aku sudah membawanya.

Aku terakhir Pramuka kelas 5 SD itu, karena kelas 6 harus berhenti dari segala aktivitas nonakademik. Bukan hanya Pramuka, aku juga berhenti dari karawitan (penabuh gamelan Jawa) setelah terakhir di perlombaan provinsi.

Masuk SMP. Aku tergolong sangat rajin di Pramuka. Aku adalah anak yang terlalu patuh pada aturan. Saat itu, diumumkan bahwa apabila tidak masuk Pramuka, maka nilai rapot akan dikurangi. Ya, Namanya anak terlalu patuh atau terlalu polos, aku nurut aja. Saat kemah besar murid baru, aku sendiri yang di dalam regu tidak hafal Dasa Darma. Hanya Dasa Darma ke-1, 2, dan 7 yang aku ingat. :v Parah banget, ya? :v

Seusai kemah besar, lama-kelamaan semakin sedikit yang bertahan untuk masuk Pramuka. Entah dorongan apa aku rajin masuk sampai dapat predikat A di rapot semester pertama. Saat semester 2, dibukalah perekrutan Calon Dewan Pasukan Penggalang (DPP). Aku ikut ajalah :v Kebetulan aku juga nggak ada kerjaan tiap Jumat sore.

Keisenganku ikut CDPP itulah membuatku jatuh cinta kepada Pramuka hingga saat ini. Ketika naik ke kelas 8, aku mendengar akan diadakan Jambore Cabang. Penggalang mana sih yang nggak ingin ikut event akbar Penggalang itu? Belum tentu setiap tahun ada pula. Semua CDPP diseleksi pada saat itu. Aku antusias sekali, sampai tiap hari belajar buku saku sampai terbawa mimpi. :v Luar biasanya lagi, aku belajar tali temali dan pioneering menggunakan sapu dan tali yang kebetulan kupunya di rumah. Ibuku sampai marah-marah karena sapunya terus hilang. :v

Aku sangat senang ketika dinyatakan lolos seleksi. Rasanya sungguh luar biasa. Semua hasil belajar tidak sia-sia.

Namun, bulan terus berganti dan tidak ada kabar lanjutan pelaksaan Jambore Cabang itu hingga membuatku kecewa. Ketika aku hampir kehilangan semangat, ada suatu lomba yang mungkin bisa dicoba sambil menunggu pengumuman Jamcab, akhirnya gudepku mengikutinya.

Kami latihan hanya satu minggu dan apa yang terjadi? Kami kalah telak dan pulang dengan tangis yang tak karuan karena itu adalah kekalahan yang pertama. But, lomba inilah yang membuat kami naik daun ketika Jamcab.

Alhamdulillah, Jamcab telah resmi diumumkan dan kami ada waktu satu bulan untuk persiapan. Saat H-1 Jamcab, banyak di antara kami yang tidak bisa tidur, karena tidak sabar menunggu besok.

Kami memeroleh 2 piala. Ya, walaupun ngga banyak. Namun, bukan itu yang membuat kami bangga. Kami dikenal semua gudep karena kompaknya kami dan tidak ada hentinya menyuarakan yel-yel hingga yel-yel kami pun terpakai oleh banyak gudep. Seolah itu adalah awal mula bangunnya Pramuka kota Madiun.

Ketika SMP aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk melanjutkan sampai Penegak Laksana. 

Alhamdulillah, aku bisa mencapai Penegak Garuda. Lebih banyak hal yang kuraih di Penegak dan pembelajaran berharga banyak kudapatkan. Aku juga sangat bersyukur mendapat kepercayaan sebagai pradana ambalan. Aku dibuat benar-benar menyayangi apa itu Prasaja di Pramuka SMA N 5 Madiun ini.

Aku sangat bersyukur pula ketika mendapat tawaran menjadi Pembina di SDN 02 Nambangan Kidul. Semua orang meyakini, bahwa banyak murid nakal di SD itu, tapi tidak bagiku. Semua adik-adik di sana memberikanku kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir dari Pramuka itu sendiri. 3 tahun bersama mereka adalah hal yang luar biasa.

Pramuka SMP N 5 Madiun juga memberikanku kesempatan untuk kembali dan memberikanku pembelajaran yang luar biasa sebelum aku melanjutkan ke jenjang yang berikutnya. Walaupun cukup singkat aku singgah, tapi begitu banyak yang telah diberikan kepadaku.

Pramuka telah menyelamatkanku dari banyak hal. Pramuka membuatku senang ketika aku sedih. Pramuka membuatku lupa atas semua beban yang mengganggu pikiranku. Pramuka mempertemukanku dengan tokoh-tokoh besar. Pramuka yang membuatku sadar, bahwa hidup harus bisa berguna untuk orang lain tidak hanya mencari kepuasan untuk diri sendiri. Terlebih… Pramuka pulalah yang memberiku keluarga juga.

Aku mempelajari banyak hal dan aku mencapai yang sekarang ini berkat Pramuka.
Terima kasih tidak akan cukup untuk semua ini. 😊
Kurasa inilah "Cinta Simpul Mati" yang sebenarnya.

0 komentar:

Post a Comment

 

No Story No Life Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei