Hai, kawan… Aku ingin berbagi sesuatu cerita lagi. Seneng banget cerita, Lu, ya… -_- Kali
ini beda dari postingan sebelumnya, yaitu tentang Pramuka. Isha ngga akan
nyampaikan materi kok, tapi hanya cerita Isha aja selama Isha aktif di Pramuka.
:v Selamat membaca ^_^
Isha mengenal Pramuka sejak kelas 3
SD. Alhamdulillah masih lanjut hingga Penegak dan rencanya sih sampai jadi
andalan. Wkwkwkwk… AMIN…. 😊
Aku murid pindahan ketika kelas 3 SD. Ikut Pramuka saat kelas
3 itu antara niat-ngga niat. Parahnya lagi, aku terkadang membolos dengan cara
sembunyi di bawah tempat tidur atau pura-pura sakit. Absensiku selama Siaga
juga bolong-bolong :v Parah dah pokok :v
Naik kelas 5 aku menjadi Penggalang. Semangat Pramuka mulai
ada nih. Ya, mungkin karena diiming-imingi kemah. Hehehe… Aku mulai rajin masuk
Pramuka hingga saatnya kemah. Itu adalah kemah pertamaku dan aku gunakan untuk
benar-benar belajar mandiri. Keluargaku bukan tipe yang memanjakan anak-anaknya,
apalagi aku sendiri juga tidak suka dimanjakan. Ketika banyak teman-temanku
diantarkan makanan atau jajanan oleh orang tuanya, aku meminta ibuku untuk
tidak perlu mengantarkan makanan karena aku sudah membawanya.
Aku terakhir Pramuka kelas 5 SD itu, karena kelas 6 harus
berhenti dari segala aktivitas nonakademik. Bukan hanya Pramuka, aku juga
berhenti dari karawitan (penabuh gamelan Jawa) setelah terakhir di perlombaan
provinsi.
Masuk SMP. Aku tergolong sangat rajin di Pramuka. Aku adalah
anak yang terlalu patuh pada aturan. Saat itu, diumumkan bahwa apabila tidak
masuk Pramuka, maka nilai rapot akan dikurangi. Ya, Namanya anak terlalu patuh
atau terlalu polos, aku nurut aja. Saat kemah besar murid baru, aku sendiri
yang di dalam regu tidak hafal Dasa Darma. Hanya Dasa Darma ke-1, 2, dan 7 yang
aku ingat. :v Parah banget, ya? :v
Seusai kemah besar, lama-kelamaan semakin sedikit yang
bertahan untuk masuk Pramuka. Entah dorongan apa aku rajin masuk sampai dapat
predikat A di rapot semester pertama. Saat semester 2, dibukalah perekrutan
Calon Dewan Pasukan Penggalang (DPP). Aku ikut ajalah :v Kebetulan aku juga
nggak ada kerjaan tiap Jumat sore.
Keisenganku ikut CDPP itulah membuatku jatuh cinta kepada
Pramuka hingga saat ini. Ketika naik ke kelas 8, aku mendengar akan diadakan
Jambore Cabang. Penggalang mana sih yang nggak ingin ikut event akbar Penggalang itu? Belum tentu setiap tahun ada pula.
Semua CDPP diseleksi pada saat itu. Aku antusias sekali, sampai tiap hari
belajar buku saku sampai terbawa mimpi. :v Luar biasanya lagi, aku belajar tali
temali dan pioneering menggunakan sapu dan tali yang kebetulan kupunya di
rumah. Ibuku sampai marah-marah karena sapunya terus hilang. :v
Aku sangat senang ketika dinyatakan lolos seleksi. Rasanya
sungguh luar biasa. Semua hasil belajar tidak sia-sia.
Namun, bulan terus berganti dan tidak ada kabar lanjutan
pelaksaan Jambore Cabang itu hingga membuatku kecewa. Ketika aku hampir kehilangan semangat, ada suatu lomba yang mungkin bisa dicoba sambil menunggu
pengumuman Jamcab, akhirnya gudepku mengikutinya.
Kami latihan hanya satu minggu dan apa yang terjadi? Kami
kalah telak dan pulang dengan tangis yang tak karuan karena itu adalah
kekalahan yang pertama. But, lomba inilah yang membuat kami naik daun ketika
Jamcab.
Alhamdulillah, Jamcab telah resmi diumumkan dan kami ada
waktu satu bulan untuk persiapan. Saat H-1 Jamcab, banyak di antara kami yang
tidak bisa tidur, karena tidak sabar menunggu besok.
Kami memeroleh 2 piala. Ya, walaupun ngga banyak. Namun,
bukan itu yang membuat kami bangga. Kami dikenal semua gudep karena kompaknya
kami dan tidak ada hentinya menyuarakan yel-yel hingga yel-yel kami pun
terpakai oleh banyak gudep. Seolah itu adalah awal mula bangunnya Pramuka kota
Madiun.
Ketika SMP aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk melanjutkan
sampai Penegak Laksana.
Alhamdulillah, aku bisa mencapai Penegak Garuda. Lebih
banyak hal yang kuraih di Penegak dan pembelajaran berharga banyak kudapatkan. Aku juga sangat bersyukur mendapat kepercayaan sebagai pradana ambalan. Aku dibuat benar-benar menyayangi apa itu Prasaja di Pramuka SMA N 5 Madiun ini.
Aku sangat bersyukur pula ketika mendapat tawaran menjadi Pembina
di SDN 02 Nambangan Kidul. Semua orang meyakini, bahwa banyak murid nakal di SD
itu, tapi tidak bagiku. Semua adik-adik di sana memberikanku kebahagiaan yang
merupakan tujuan akhir dari Pramuka itu sendiri. 3 tahun bersama mereka adalah
hal yang luar biasa.
Pramuka SMP N 5 Madiun juga memberikanku kesempatan untuk
kembali dan memberikanku pembelajaran yang luar biasa sebelum aku melanjutkan ke jenjang yang berikutnya. Walaupun cukup singkat aku singgah, tapi begitu banyak
yang telah diberikan kepadaku.
Pramuka telah menyelamatkanku dari banyak hal. Pramuka membuatku senang ketika aku sedih. Pramuka membuatku
lupa atas semua beban yang mengganggu pikiranku. Pramuka mempertemukanku
dengan tokoh-tokoh besar. Pramuka yang membuatku sadar, bahwa hidup harus bisa berguna
untuk orang lain tidak hanya mencari kepuasan untuk diri sendiri. Terlebih…
Pramuka pulalah yang memberiku keluarga juga.
Aku mempelajari banyak hal dan aku mencapai yang sekarang ini
berkat Pramuka.
Terima kasih tidak akan cukup untuk semua ini. 😊
Kurasa inilah "Cinta Simpul Mati" yang sebenarnya.
0 komentar:
Post a Comment